TEKAD PETANI DANDER, BOJONEGORO DALAM MEMPERTAHANKAN KONSISTENSI KUALITAS PRODUKSI KEDELAI
Mengutip berita Antaranews.com pada 5 November 2024, dalam rapat kerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, memaparkan bahwa Kementerian Peranian memiliki tujuh program utama untuk mewujudkan swasembada pangan. Untuk tanaman pangan, program utamanya menargetkan produksi padi 32,83 juta dan jagung 16,68 juta ton. Nampaknya kedelai yang memiliki kandungan protein nabati sekitar 35 %, dan termasuk dalam kategori pangan penting ketiga di Indonesia setelah padi dan jagung, tidak termasuk program utama Kementan,
Issue tersebut tidak menyurutkan petani yang tergabung dalam poktan Maju Tresno, desa Mojoranu, kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro untuk terus menanam kedelai. Mereka tau dan menyadari bahwa sekitar 40 % kebutuhan nasional dipasok dari petani Jawa Timur. Oleh sebab itu mereka terus berjuang dan bertekad mewujudkan wilayahnya tetap berkontribusi sebagai pemasok kedelai nasional. Tekad tersebut didukung oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Tumur. Melalui Bidang Tanaman Pangan, Ketua Tim Kerja Aneka Kacang Umbi (Akabi), Ari Ika Sari, SP., M.Agr., menggelar kegiatan peningkatan kapasitas petani kedelai. Salah satunya melalui Sekolah Lapang Good Agricultural Practices (SL_GAP) Budidaya Tanaman Kedelai, terselenggara pada 5 Juli 2024 diawali kegiatan tanam VUB kedelai label putih Devon 1, Detap 1, dan Derap 1. Panen dilakukan 24 September 2024, pada saat itu digelar Acara Temu Lapang Petani.
DKPP Bojonegoro juga terpicu semangatnya oleh keberhasilan petani mengikuti SL_GAP Budidaya Kedelai. Keberhasilan ditunjukkan oleh performa tiga VUB kedelai tersebut menghasilkan provitas tinggi: Derap 1: 2,9 ton/ha; Devon 1: 2,7 ton/ha dan Detap 1: 2,4 ton/ha. Jika dirata-rata, diperoleh provitas 2,6 ton/ha, hasil ini kategori tinggi karena mendekati potensi produksi pada diskripsi tiga VUB tersebut yakni 2,75 ton/ha.
Guna mempertahankan prestasi yang telah diraih, dan untuk memudahkan petani dalam mempertahankan konsistensi kualitas produksi kedelai (kuantitas dan kualitas), pada 13 November 2024, dibuatlah SOP (Standar Operasional Prosedur) budidaya kedelai. Di dalam SOP tersebut memuat beberapa instrument inovasi mulai dari perencanaan, pemilihan dan persiapan lahan, persiapan bibit, penanaman, pemeliharaan (pengairan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit), hingga panen dan pasca panen. Kesemuanya menuangkan hasil pengalaman petani yang berhasil dalam melaksanakan SL-GAP Budidaya Kedelai.
Tersusunnya SOP ini sebagai dokumen tertulis yang dapat digunakan sebagai pedoman petani dalam membudidayakan tanaman kedelai. Agar diperoleh hasil dengan kualitas dan kuantitas yang optimal, konsisten dan terstandar maka perlu divalidasi oleh beberapa pihak yang berkompeten. Salah satunya dari BSIP Jawa Timur, UPT Kementerian Petanian, yang dipimpin oleh Dr. Agus Wahyana Anggara, S.Si.,MSi. Pada tugas tersebut, beliau mempercayakan pada staf fungsional Ahli Utama Ir. Tini Siniati Koesno, MSi., untuk berkolaborasi dengan Dinas Pertanian_ KP Jawa Timur dan DKPP Kabupaten Bojonegoro serta poktan Maju Tresno. Tidak ada kesulitan dalam memvalidasi karena BSIP Jatim telah terlibat kegiatan mulai dari Sosialisasi GAP Kedelai, pelaksanaan SL_GAP, Panen dan Temu Lapang, hingga penyusunan SOP.
Meskipun ini masih tahap awal, harapannya SOP yang tersusun tersebut, bisa disebar_luaskan ke poktan wilayah lain yang berpotensi untuk pengembangan kedelai. Agar kedepan kejayaan emas Indonesia untuk meraih swasembada kedelai bisa tercapai, semoga !(tsk).